Sistem Rantai Dingin
Produk perikanan memiliki sifat Perishable Food, maksudnya produk perikanan memiliki sifat cepat rusak. Oleh karena itu hasil tangkapan harus ditangani secepatnya. Penanganan yang paling sederhana adalah dengan penerapan Sistem Rantai Dingin. Sistem ini dilakukan dengan menambahkan Es pada hasil tangkapan yang baru tertangkap untuk menjaga kesegaran ikan. Es yang sebaiknya digunakan adalah es curah. Tujuannya agar permukaan tubuh ikan hasil tangkapan dapat bersentuhan secara sempurna dengan es sehingga suhu ikan hasil tangkapan bisa segera diturunkan untuk menjaga kualitas mutu hasil tangkapan. Kemudian dengan menggunakan es curah maka tekstur daging ikan juga tidak akan rusak akibat tergencet dengan bongkahan es. Diharapkan dengan menerapkan rantai dingin ini maka ikan hasil tangkapan nelayan kecil dapat terjaga mutunya sampai ke tangan konsumen.
Jumlah es yang digunakan juga perlu diperhatikan. Jangan sampai es yang ditambahkan kurang sehingga penerapan rantai dingin kurang maksimal atau jumlah es yang digunakan terlalu banyak. Untuk itu perlu dihitung berapa jumlah es yang dibutuhkan.
Berikut saya berikan contoh cara menghitung kebutuhan es.
Hasil tangkapan suatu kapal setelah dilakukan penimbangan, diketahui ikan Layang sebanyak 155 kg. Dari beberapa sampel ikan, suhu daging ikan diukur dengan termometer jarum rata-rata 15 derajat Celsius. Berapa jumlah es yang ditambahkan untuk menurunkan suhu ikan menjadi 0 derajat Celsius ?
Berikut rumus yang kita gunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan es.
Q = m (T1 -T2) c
dimana Q (jumlah energi panas dalam kilokalori (kkal)), T1 (suhu awal bahan dalam derajat Celsius), T2 (suhu akhir bahan dalam derajat Celcius, dalam hal ini kita menginginkan suhu ikan menjadi 0 ͒C), c (panas spesifik bahan, untuk ikan bernilai 0,84).
Q = 155 x (15 - 0)͒C x 0,84
Q = 1953 kkal
Oleh karena tiap kg es saat meleleh pada 0 ͒C dapat menyerap 80 kkal, maka jumlah es yang diperlukan untuk pendinginan ikan adalah 1953 kkal/80 kkal/kg = 24,4 kg es dengan catatan tidak memperhitungan panas yang terbuang.
Demikian cara menghitung kebutuhan es untuk mendinginkan ikan dari suhu awal 15 ͒C menjadi 0 ͒C tanpa memperhitungkan laju pengaliran panas ke dalam wadah tempat penyimpanan ikan hasil tangkapan. Dalam Faktanya jumlah es yang dibutuhkan akan lebih banyak untuk merefrigerasi ikan tersebut.
Jumlah es yang digunakan juga perlu diperhatikan. Jangan sampai es yang ditambahkan kurang sehingga penerapan rantai dingin kurang maksimal atau jumlah es yang digunakan terlalu banyak. Untuk itu perlu dihitung berapa jumlah es yang dibutuhkan.
Berikut saya berikan contoh cara menghitung kebutuhan es.
Hasil tangkapan suatu kapal setelah dilakukan penimbangan, diketahui ikan Layang sebanyak 155 kg. Dari beberapa sampel ikan, suhu daging ikan diukur dengan termometer jarum rata-rata 15 derajat Celsius. Berapa jumlah es yang ditambahkan untuk menurunkan suhu ikan menjadi 0 derajat Celsius ?
Berikut rumus yang kita gunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan es.
Q = m (T1 -T2) c
dimana Q (jumlah energi panas dalam kilokalori (kkal)), T1 (suhu awal bahan dalam derajat Celsius), T2 (suhu akhir bahan dalam derajat Celcius, dalam hal ini kita menginginkan suhu ikan menjadi 0 ͒C), c (panas spesifik bahan, untuk ikan bernilai 0,84).
Q = 155 x (15 - 0)͒C x 0,84
Q = 1953 kkal
Oleh karena tiap kg es saat meleleh pada 0 ͒C dapat menyerap 80 kkal, maka jumlah es yang diperlukan untuk pendinginan ikan adalah 1953 kkal/80 kkal/kg = 24,4 kg es dengan catatan tidak memperhitungan panas yang terbuang.
Demikian cara menghitung kebutuhan es untuk mendinginkan ikan dari suhu awal 15 ͒C menjadi 0 ͒C tanpa memperhitungkan laju pengaliran panas ke dalam wadah tempat penyimpanan ikan hasil tangkapan. Dalam Faktanya jumlah es yang dibutuhkan akan lebih banyak untuk merefrigerasi ikan tersebut.
Komentar
Posting Komentar